Cerita Suku Aborigin

Menurut catatan sejarah yang telah lama diyakini jika Australia adalah satu-satunya benua di mana seluruh penduduk Pribumi mempertahankan satu jenis adaptasi berburu dan meramu ke zaman modern. Namun, beberapa sejarawan memiliki sebuah bukti konkrit mengenai praktik awal pertanian dan akuakultur oleh masyarakat Aborigin.

Penemuan ini memunculkan sebuah pertanyaan besar menggenai budaya tradisional yang menampilkan suku Aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres sebagai mungkin unik dalam tingkat kontras antara kompleksitas organisasi sosial dan kehidupan keagamaan mereka dan kesederhanaan relatif dari teknologi material mereka.

Prasejarah

Menurut sejarah yang ditulis oleh beberapa ahli, bisa dipastikan jika suku Aborigin Australia yang pada awalnya berasal dari Asia melalui kepulauan Asia Tenggara yang sekarang menjadi Malaysia, Singapura, Brunei, Timor Leste, Indonesia, dan Filipina dan telah berada di Australia setidaknya selama 45.000 sampai 50.000 tahun lamanya.

Namun, ada beberapa ahli sejarah yang memprediksi jika suku Aborigin sampai ke Australia lebih cepat dari yang sudah diperkirakan, mungkin sekitar 65.000 sampai 80.000 tahun yang lalu. Kesimpulan itu konsisten dengan argumen yang dibuat oleh beberapa ahli bahwa migrasi manusia modern secara anatomis keluar dari Afrika dan daerah-daerah yang berdekatan dari Asia Barat Daya ke Asia Selatan dan Asia Tenggara di sepanjang apa yang disebut firewaterallen mendahului migrasi ke Eropa.

Cerita Suku Aborigin

Ada ahli lain juga yang mempertanyakan alasan suku Aborigin berimigrasi dari Asia ke Australia yang dinilai tidak masuk akal, yang didasarkan pada penggunaan pendaran terstimulasi optik yaitu sebuah pengukuran terakhir kali pasir tersebut terkena sinar matahari, karena situs Northern Territory berada di area aktivitas rayap, yang dapat memindahkan artefak ke tingkat yang lebih tua.

Pada kasus tersbut, perpindahan suku Aborigin sudah terjadi selama era penurunan permukaan laut, ketika ada jembatan darat yang lebih luas yang menghhubungkan benua Asia dan Australia.

Namun, pernyataan tersebut belum bisa dikonfirmasi kebenaranya, masih ada informasi yang simpang siur mengenai jembatan tersebut. Sekitar 35.000 tahun yang lalu semua benua telah diduduki, termasuk sudut barat daya dan tenggara yakni Tasmania menjadi pulau ketika permukaan laut naik antara 13.500 dan 8.000 tahun yang lalu, sehingga mengisolasi orang Aborigin yang tinggal di sana dari daratan, serta dataran tinggi pulau New Guinea.

Pola sosial budaya tradisional

Pada waktu kehidupan manusia di benua Eropa pada tahun 1788, masyarakat Aborigin telah datang dan memanfaatkan seluruh benua dan mampu beradaptasi dengan berbagai macam kondisi geografis dan iklim, dari hutan hujan tropis dan beriklim basah hingga gurun yang sangat gersang.

Diketahui ada lebih dari 200 bahasa Aborigin yang berbeda digunakan dan oleh suku asli keturunan Aborigin adalah bilingual atau multibahasa. Baik bahasa atau hanya sekedar dialek dan kelompok orang dikaitkan dengan bentangan wilayah. Entitas terbesar yang diakui oleh orang-orang adalah kelompok bernama bahasa, kadang-kadang disebut oleh orang Eropa sebagai suku.