5 Tradisi Unik Suku Bugis yang Hampir Punah

5 Tradisi Unik Suku Bugis yang Hampir Punah – Bugis adalah suku terbesar yang tinggal di Sulawesi Selatan. Orang Bugis punya tradisi merantau sehingga mereka tersebar di berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara.

Masyarakat Bugis di Sulawesi terus menjaga adat istiadat slot deposit dana, tradisi, dan budayanya. Ada beberapa tradisi unik suku Bugis. Tradisi ini bahkan hampir punah :

1. Tradisi Pindah Rumah

Jika biasanya orang yang akan pindah rumah disibukkan dengan mengemasi barang untuk dipindahkan dari rumah baru ke rumah lama, maka kegiatan tersebut tidak berlaku pada masyarakat suku Bugis.

Suku Bugis memiliki tradisi sendiri dalam pindahan rumah, yaitu dengan benar-benar memindahkan rumah yang sebenarnya tanpa membongkar.

Tradisi ini disebut Mappalette Bola. Tradisi ini melibatkan puluhan bahkan ratusan warga kampung untuk membantu memindahkan rumah ke lokasi yang baru.

4. Sigajang Leleng Lipa

Sigajang laleng lipa adalah tradisi tarung dalam sarung. Tradisi ini hanya dijalani kaum laki-laki. Jika masalah pribadi tidak ada jalan keluar, maka penyelesaiannya dilakukan secara jantan; berkelahi hidup mati satu lawan satu dalam sarung.

Tradisi tarung sarung sudah difilmkan pada 2020 yang dibintangi Yayan Ruhian, Panji Zoni, dan Maizura.

Tradisi sigajang leleng lipa bermula pada masa Kerajaan Bugis terdahulu, dan ini merupakan upaya terakhir menyelesaikan suatu masalah adat yang tidak bisa diselesaikan. Walau nyawa jadi taruhan, tapi demi harga diri tetap dilakukan.

Orang Bugis sangat menjaga harkat martabat dirinya. Ada pepatah Bugis bilang “ketika badik telah keluar dari sarungnya pantang diselip di pinggang sebelum terhujam di tubuh lawan”.

Makna filosofinya mengingatkan agar suatu masalah selalu dicari solusi terbaik tanpa badik. Hal ini biasanya dilakukan dengan musyawarah melibatkan dua belah pihak bermasalah serta dewan adat.

3. Tarian Maggiri atau Mabbisu

Tari maggiri merupakan tarian yang dipertunjukkan oleh seorang atau beberapa orang bissu. Bissu adalah seorang wanita pria (waria) dalam kepercayaan Bugis yang dipercayakan menjadi penghubung antara dewa di langit dengan manusia biasa.

Tari Maggiri ini diperkirakan telah ada sejak zaman pemerintahan Raja Bone ke 1, yang bergelar To Manurung Ri Matajang yang memerintah sekitar tahun 1326-1358, tarian maggiri juga menjadi salah satu tarian yang berkembang di dalam istana kerajaan Bone.

4. Massallo Kawali

Massallo Kawali memiliki arti bermain asing-asing atau gobak sodor menggunakan kawali atau badik. Atraksi ini berasal dari kabupaten Bone. Badik yang digunakan oleh para pemain adalah badik asli bukan imitasi.

Sebelum melaksanakan atraksi ini dilakukan ritual-ritual khusus untuk menghindarkan peserta dan penonton dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Atraksi ini memiliki simbol semangat para pemuda Bugis untuk melindungi atau mempertahankan harga diri dan tanah kelahiran dari musuh atau penjajah.

5. Angngaru

Menurut sejarah, Angngaru merupakan ikrar kesetiaan rakyat atau prajurit kepada raja. Raja yang bersifat mengayomi dan disenangi rakyatnya. Saat tanda perang dikibarkan oleh sang Raja, maka rakyat serta merta menyodorkan diri dan rela mengobarkan jiwa raganya untuk tunaikan titah sang Raja.