4 Tradisi Budaya Adat Batak yang Masih Berjalan

4 Tradisi Budaya Adat Batak yang sbobet Masih Berjalan – Kehidupan sosial jadi unsur yang tidak lekang di dalam kehidupan keseharian masyarakat Batak. Itulah mengapa tidak layaknya banyak budaya leluhur yang hilang ditelan jaman, berkat kekeluargaan dan penghormatan yang kuat terhadap budayanya, adat istiadat Batak konsisten bertahan sampai waktu ini. Berikut ini adalah sebagian budaya atau adat istiadat yang harus anda menyadari waktu berkunjung ke tanah Batak.

4 Tradisi Budaya Adat Batak yang Masih Berjalan

Mangokal Holi

Upacara Mangokal Holi waktu ini kian sukar ditemui. Mangokkal Holi adalah ritual menggali makam leluhur dan memindahkan tulang belulangnya ke area yang baru sebagai wujud penghormatan kepada para leluhur. Perlu cost yang besar untuk membuat upacara adat ini sebab membutuhkan hewan untuk dikurbankan. Etnis Batak percaya kecuali arwah yang telah meninggal bakal hidup abadi supaya untuk menghormatinya – tulang-belulang harus di tempatkan di area yang lebih tinggi yang bermakna dekat bersama dengan sang Pencipta. Upacara ini juga dianggap sebagai simbol tertinggi martabak sebuah keluarga. Semakin mahal sebuah makam atau tugu, maka semakin menyadari status marga pemilik tugu tersebut.

Budaya Mandok Hata

Mandok hata artinya adalah bercakap-cakap atau bercengkrama menjelang pergantian tahun. Kebiasaan ini umumnya dilakukan waktu berkumpulnya keluarga besar. Biasanya tema obrolan mencakup refleksi tahun-tahun sebelumnya dan juga konsep di tahun-tahun berikutnya, dan dilanjutkan bersama dengan saling menghendaki maaf. Kurang lebih mirip bersama dengan budaya sungkeman di Islam waktu Idul Fitri.

Menikahi sepupu atau pariban

Masyarakat Batak umumnya slot bonus 100 berasal berasal dari pulau Sumatera anggota utara. Banyak suku Batak yang tempati area ini, layaknya Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli, Serdang, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Tapanuli Tengah. Suku Batak memegang filosofi hidup yang mencerminkan kepribadian berasal dari suku Batak.

Terdapat ungkapan di dalam adat istiadat Batak: pariban (sepupu) adalah rokkap (jodoh). Namun jangan keliru kaprah dulu. Tidak sembarang sepupu sanggup dinikahi. Dalam budaya Batak, kecuali anda perempuan, maka anda sanggup menikahi anak laki-laki berasal dari adik perempuan ayahmu. Sebaliknya, kecuali anda laki-laki, maka anda sanggup menikahi anak perempuan berasal dari adik laki-laki ibumu.

Adat Mangulosi

Mangulosi berasal berasal dari kata ulos. Ulos merupakan jenis kain yang jadi busana khas masyarakat Batak. Ulos memiliki arti harfiah yang bermakna kain. Cara membuat ulos kurang lebih mirip bersama dengan cara pembuatan kain songket khas Palembang, yakni tidak memanfaatkan mesin melainkan memanfaatkan alat tenun tradisional. Mangulosi merupakan adat memberi tambahan kain ulos kepada orang lain sebagai persembahan. Biasanya tradisi satu ini dilakukan terhadap waktu acara pernikahan. Namun tidak sembarang orang yang sanggup laksanakan adat mangulosi ini. Hanya orang-orang yang dituakan oleh sukunya yang diperbolehkan untuk laksanakan ini.