Suku Mante : Sejarah , Ciri Ciri Dan Asal Usulnya

Suku Mante merupakan salah satu masyarakat adat yang tinggal di pedalaman Aceh. Suku yang terkenal misterius dan menjadi pembicaraan hangat di tahun 2020 lalu ketika beredar sebuah video sejumlah pengendara motorcross secara tidak sengaja bertemu dengan sesosok makhluk asing tanpa busana di tengah hutan. Sosok tersebut diduga adalah golongan Suku Mante.

Serba-Serbi Suku Mante, Masyarakat Adat di Pedalaman Aceh (1)

Menurut cerita rakyat Aceh , Suku Mante adalah orang-orang terawal yang membentuk masyarakat Aceh saat ini. Untuk lebih jelasnya yuk langsung saja kita simak informasinya di bawah ini.

Tentang Suku Mante

Suku Mante adalah salah satu suku tua atau suku etnik yang disebut-sebut paling awal Judi Slot Online Terbaik dalam legenda rakyat Aceh. Suku yang juga dikenal dengan sebutan Suku Manti atau Mantir diyakini sebagai salah satu etnis tua yang mendiami Aceh. Selain suku Mante , ada etnis lainnya yaitu Suku Sakai , Jakun, Lanun, Senoi, dan juga Semang.

Suku Mante diperkirakan berasal dari salah satu bagian dari rumpun bangsa Melayu Proto, dan menetap di kawasan Aceh Besar. Melayu Proto merupakan gelombang pertama dari dua gelombang migrasi yang diperkirakan terjadi di masa lalu di Nusantara. Hal ini yang membuat bahasa Austronesia tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Toraja, Sasak, Batak, Nias, Gayo, dan sebagainya. Namun ini masih sebatas teori yang disampaikan oleh para ilmuwan.

Suku Mante merupakan salah satu cikal bakal dari Kawon Lhee Reutoih (suku tiga ratus) bersama dengan Suku Batak. Orang Mante kemungkinan besar sudah punah dikarenakan berbaur dengan suku lainnya yang tiba setelahnya. Selain dipercaya sebagai salah satu suku yang berasal dari Melayu Proto , ada yang menyebut jika Suku Mante merupakan salah satu suku yang berhubungan dengan bangsa Funisia di Babilonia atau Dravida. Namun lagi lagi ini masih sebatas dugaan yang masih belum pasti kebenarannya.

Ciri Ciri Suku Mante

Ciri fisik orang Mante https://www.fsnoi.org/ yaitu memiliki postur tubuh yang pendek atau kerdil. Tingginya diperkirakan hanya sekitar 1 meter saja. Sebagian dari mereka bertelanjang dan memiliki rambut yang terurai panjang.

Kulit Orang Mante memiliki jenis warna kulit cerah. Wajahnya persegi dan memiliki dahi yang sempit. Sementara itu tubuhnya kasar dan berotot. Hidung Suku Mante pesek, dan kedua alis matanya bertemu di pangkal hidung.

Asal Usul Suku Mante Menurut Para Sejarawan

Husaini Ibrahim , Sejarawan asal Aceh mengatakan jika Suku Mante adalah salah satu suku Melayu Tua (Proto Melayu) yang diperkirakan sudah ada di dataran Aceh sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi yang membuatnya dipercaya sebagai suku asal Aceh.

Beberapa abad setelahnya , muncul Suku Melayu Muda (Deutero Melayu) yang diperkirakan hadir di 1.500 tahun sebelum Masehi. Kedatangan http://www.santafeforward.com/ Suku Melayu Muda ke Aceh ini diperkirakan melalui Thailand dan kemudian singgah di Aceh Besar.

Suku Mante dianggap sebagai suku terasing karena tinggal di pedalaman hutan Aceh. Suku ini mirip dengan suku terasing lainnya di Nusantara seperti Suku Laut dan juga Suku Bajong. Namun yang membedakannya adalah Suku Mante hidup di darat (di gunung dan hutan), sementara suku lainnya biasa hidup di laut sebagai manusia perahu.

Ibrahim menambahkan bahwa Suku Mante hidup di sekitar Aceh Besar, seperti di kawasan perbatasan Jantho, hingga Tangse, Kabupaten Pidie. Kehidupan suku Mante juga dilakukan nomaden alias berpindah pindah sehingga tidak heran jika suku ini juga ditemukan di daerah lain selain Aceh.

Ketika datang masa Hindu di Aceh, Suku Mante diperkirakan berpindah ke kawasan lain. Mereka masuk ke pedalaman hutam Aceh hingga mengarah ke Aceh Tamiang dan kawasan Gayo. Ketika datang masa Islam di Nusantara , mereka juga berpindah lagi karena tidak mau diislamkan pada masa itu.

Suku Mante diperkirakan memiliki bahasa sendiri untuk berkomunikasi sehari-hari dengan sesamanya. Ada yang mengatakan jika sepasang orang mante pernah tertangkap oleh prajurit kerajaan Aceh antara tahun 1.514 sampai 1.530. Kedua orang Mante ini tidak mau berbicara , makan maupun minum yang membuat mereka akhirnya meninggal.

Sang Raja merasa kesal atas kejadian tersebut dan mulai sejak itu seluruh warga kerajaan dilarang untuk memba warga Mante bertemu dengan dunia di luar hutan.